Mungkin bisa dibilang bahwa aku tergolong perokok
berat. Astaga, terdengar agak bagaimana gitu ya. Memang sih bukan 3 bungkus rokok kretek setiap hari. Namun, aku di level ketagihan, aku bisa gelisah apabila
tidak merokok barang beberapa jam. Merokokku ini mirip seperti kereta api. Tidak
putus-putus.
Iya, aku tahu betul, ini tidak baik untuk kesehatan.
Aku tidak menulis untuk membahas baik buruknya kali ini.
Jadi, aku berganti merk rokok seperti dalam beberapa tahun
terakhir seperti aku berganti lelaki.
Dulu aku pernah suka sekali dengan salah satu merk rokok
dengan aroma lemon mint. Cukup lama rokok tersebut menjadi rokok primer ku
sehari-hari. Aku menikmati kesegaran mint dan aroma lemonnya. Bungkusnya juga cukup terlihat eksklusif dan sedikit sulit di dapatkan di minimarket, astaga, karena tidak pasarannya itu, ya, aku merasa cukup keren. Duh, dangkal memang masa laluku.
Namun entah kejadian apa, suatu ketika rokok tersebut
tidak terasa sama menyenangkannya lagi. Rasanya tidak senikmat bisanya, aku
tetap paksakan menghisapnya, namun tidak bisa. Akhir cerita, aku berganti
rokok.
Ya, kamu harus mulai terbiasa dengan analogi sampahku,
yang lebih sering dangkal dibanding punya arti yang dalam dibaliknya.
Jadi begini, suatu hari aku dipertemukan kembali
dengan salah satu lelaki yang pernah dekat denganku. Ternyata menimbulkan
memori manis kami di masa lalu. Nampaknya aku kangen memori bersamanya itu. Berujung
aku berpulang padanya pada hari itu.
Malam yang kami habiskan bersama, ternyata tidak
terasa sama. Sepanjang malam yang aku pikirkan adalah, dulu kami cukup bahagia
bersama. Iya, dulu kepulanganku padanya, dapat membuat hati terasa
berbunga-bunga. Namun kenapa sekarang rasanya biasa saja cenderung hambar. Aku
pernah sangat menyukainya dan cukup ketagihan untuk menghabiskan waktu
bersamanya.
Kemana perginya bunga-bunga di hatiku itu padanya?
Entah.
Yang aku inginkan hanyalah pulang dan kembali ke
kasurku yang mungil namun nyaman. Aku ingin tidur seorang diri saja.
Di lain waktu, aku kehabisan rokok. Berpikir membeli
di minimarket terdekat, rokok primer-ku sudah berganti menjadi rokok putih
biasa yang tidak beraroma dan berasa apapun. Harusnya rokok jenis ini yang gampang
di dapatkan di mana-mana. Sialnya minimarket yang aku datangi ini sedang
kehabisan stok rokok putih merk apapun. Duh.
Aku kehabisan pilihan, yang ada hanyalah, mantan rokok
primerku, si rokok dengan aroma lemon dan mint. Aku jadi teringat rasanya, dan
nampaknya aku cukup kangen dengan rasa itu.
Tidak ada pilihan yang lebih baik juga sih, jadilah aku
putuskan untuk membeli mantan rokokku itu. Siapa tahu kami cocok lagi. Aku
dan rokok aroma lemon dan mint.
Ternyata, ketika aku mengisap rokok aroma mint dan
lemon ini, kami benar-benar sudah tidak cocok. Rasanya sudah berbeda. Entah.
Mungkin rasanya sama saja, hanya seleraku yang sudah berubah.
Sial, rokok ini rasa mantan.
Ini sama seperti aku dengan mantan-mantan lelakiku,
aku pernah benar-benar menyukai mereka. Terkadang suka terpeleset di suatu
kejadian dimana aku tergoda mencoba kembali hubungan kami. Biasanya karena sedang tidak ada pilihan lagi. Namun, hey, siapa tahu kami
ternyata cocok, siapa tahu kali ini waktu yang tepat, siapa tahu dia jodohku!
Haha. Tentu tidak jawabannya, kebanyakan yang ada
malah rasa kecewa, kenikmatannya tidak sama lagi, kami benar-benar bukan untuk
bersama.
Aku hanya sanggup menghisap beberapa batang rokok
aroma mint dan lemon ini. Tidak bisa dipaksakan, tenggorokanku terasa kering.
Lebih baik aku tidak merokok sampai aku mendapatkan rokok putihku itu.
Ya mungkin sesuatu yang berpisah karena tidak cocok atau apapun itu,
tidak semuanya bisa dicoba kembali dan berharap bisa mendapatkan rasa yang
pernah ada.
Comments
Post a Comment